SOAL
1. Apa pengertian sosiologi agama, obyek kajiannya, dan pendekatan-pendekatannya?
2. Bandingkan sosiologi agama dangan antropologi agama dan perbandingan agama!
3. Bagaimana teori asal usul agama dalam perspektif sosiologis?
4. Apa yang saudara ketahui tentang:
a. Ketokohan Ibn Khaldun dan August Comte
b. Fakta sosial
c. Agama dan masyarakat
d. Al iman yazid wa yanqus (hadits)
JAWAB:
1. Sosiologi agama adalah cabang dari sosiologi umum. Sosiologi membicarakan masyarakat secara umum sedangkan sosiologi agama membahas masyarakat beragama. Sosiologi agama ialah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiyah demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri.[1]
Obyek sosiologi agama terdiri dari obyek material dan obyek formal. Sasaran langsung sosiologi agama ialah masyarakat beragama. Melelui sosiologi agama ini masyarakat beragama diteliti dan disoroti, sejauh mana agama telah mempengaruhi tata cara kehidupannya. Sedangkan sudut pendekatannya ialah dimensi sosiologisnya, sejauh mana agama dan nilai-nilai keagamaan memeinkan peranan penting atas ektistensi masyarakat agama. Seperti sejauh mana agama mempengaruhinya sehingga menciptakan jenis-jenis kebudayaan, mempengaruhi lahirnya partai politik dan lain-lain.
Pendekatan dalam sosiologi beragam macamnya. Pendekatan ini bertujuan untuk memahami bebagai perilaku masyarakat agama maupun masyarakat umum. Pendekatan-pendekatan itu diantaranya:
A. Pendekatan Institusional
Pendekatanan institusional ialah pendekatan kepada masyarakat melalui aspek institusi yang ada dalam masyarakat tersebut. Artinya sosiolog berusaha memahami perilaku yang terjadi dalam masyarakat agama dengan institusinya,baik berupa institusi non formal maupun formal. Institusi formal seperti peraturan hukum dan institusi non formal seperti budaya yang berkembang pada saat ini.
B. Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional sifatnya lebih menekankan bahwa agama memiliki fungsi untuk mempengaruhi perilaku sosial masyarakat agama. Menurut Emile Durkheim, agama bukan ilusi, tetapi agama itu merupakan fakta sosial yang dapat diidentifikasikan dan memiliki kepentingan sosial.
C. Pendekatan Relasional
Pendekatan relasional ini memandang bahwasannya perubahan yang ada dalam perilaku sosial itu dikarenakan adanya hubungan diantara anggota-anggota masyarakat tersebut
Dari ketiga penjelasan tadi dapat disimpulkan bahwasannya pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam bidang sisiologi agama itu digunakan untuk memahami lebih jauh perilaku-perilaku masyarakat agama dalam menjalani suatu hubungan.
2. Sosiologi agama, antropologi agama dan perbandingan agama memiliki keterkaitan yang sangat erat. Ringkasnya, sosiologi agama membahas tentang masyarakat yang beragama, antropologi agama membahas tentang pemahaman agama yang tentunya tidak akan lengkap tanpa memahami realitas manusia, sedangkan perbandingan agama membahas tentang pendekatan atas agama melalui perbandingkan antara satu agama dengan agama lainnya.
Jika kita uraikan satu persatu, sosoiologi agama adalah sebuah ilmu yang mempelajari dan membahas masyarakat beragama secara sosiologis sehingga dari penelitian itu kita dapat memahami masyarakat beragama sendiri dan masyarakat luas pada umumnya. Sosiologi agama merupakan ilmu yang sangat penting. Karena sosiologi agama membantu para pemuka agama dalam mengatasi masalah sosial-religius yang tak kalah beratnya dengan masalah-masalah non sosial lainnya. Terutama dalam masalah teori yang tidak mereka dapatkan kecuali dari sosiologi agama. Apalagi jika kita lihat masyarakat kita yang dihadapkan dengan masalah-masalah sosial yang dikaitkan dengan keagamaan, seperti maraknya pertentangan dan perselisihan yang timbul dari kalangan masyarakat beragama yang terdiri dari pemeluk agama yang berbeda-beda. Maka dari itu sosiologi agama sangat diperlukan demi kesejahteraan masyarakat umumnya dan masyarakaat beragama khususnya.
Antropologi, sebagai sebuah ilmu yang mempelajari manusia, menjadi sangat penting untuk memahami agama. Antropologi mempelajari tentang manusia dan segala perilaku mereka untuk dapat memahami perbedaan kebudayaan manusia. Oleh karena itu, antropologi merupakan ilmu yang penting untuk mempelajari agama dan interaksi sosialnya dengan berbagai budaya. Nurcholish Madjid mengungkapkan bahwa pendekatan antropologis sangat penting untuk memahami agama Islam, karena konsep manusia sebagai ‘khalifah’ (wakil Tuhan) di bumi, misalnya, merupakan simbol akan pentingnya posisi manusia dalam Islam. Posisi penting manusia dalam Islam juga mengindikasikan bahwa sesungguhnya persoalan utama dalam memahami agama Islam adalah bagaimana memahami manusia. Persoalan-persoalan yang dialami manusia adalah sesungguhnya persoalan agama yang sebenarnya. Dengan demikian memahami Islam yang telah berproses dalam sejarah dan budaya tidak akan lengkap tanpa memahami manusia, karena realitas keagamaan sesungguhnya adalah realitas kemanusiaan yang mengejawantah dalam dunia nyata. Terlebih dari itu, makna hakiki dari keberagamaan adalah terletak pada interpretasi dan pengamalan agama. Oleh karena itu, antropologi sangat diperlukan untuk memahami Islam, sebagai alat untuk memahami realitas kemanusiaan dan memahami Islam yang menjadi gambaran sesungguhnya dari keberagamaan manusia.
Sedangkan perbandingan agama (comparative religions) adalah ilmu yang mencoba melakukan pendekatan atas agama melalui perbandingan antara satu agama dengan agama lainnya. Perbandingan agama membandingkan agama secara adil tanpa berpihak pada satu agama saja, akan tetapi saling mengkomparasikan antara satu agama dengan agama yang lain. Perbandingan agama bertujuan untuk mengetahui agama-agama secara mendalam lagi guna memahami suatu agama serta pemeluk agama demi tercapainya masyarakat yang sejahtera.
Pada akhirnya, sosiologi agama, antropologi agama, dan perbandingan agama mengarah pada satu titik yaitu masyarakat. Ilmu-ilmu ini hanya sebuah susunan sistematis yang hakikat tujuannya pada khidupan bermasyarakat sebagaimana sosiologi berperan. Jadi, Semua ilmu itu sangat penting bagi kelangsungan hidup maupun kesejahteraan manusia.
3. Berbagai macam teori tentang asal mula agama telah dikemukakan oleh para Sanjaya dan berbagai disiplin ilmu terutama ilmuwan sosial. Mereka telah mencoba meneliti asal usul agama atau menganalisis sjak kapan manusia mengenal agama dan kepercayaan terhadap Tuhan. Di bawah ini, beberapa teori dari para ilmuwan yang telah melakukan penelitian:
ü Teori jiwa
Teori ini berpendapat bahwa agama yang paling awal bersama dengan pertama kali manusia mengetahui bahwa di dunia ini tidak hanya di huni oleh makhluk matori, tetapi juga oleh makhluk immatori yang disebut jiwa (anima). Pendapat ini dipelopori oleh Edward Burnet Taylor (1832-1917).
Mengatakan bahwa asal mula agama bersama dengan munculnya kesadaran manusia akan adanya roh atau jiwa mereka memahami adanya mimpi dan kematian apabila orang meninggal dunia. Rohnya mampu hidup terus walaupun jasadnya membusuk.
ü Teori batas akal
Teori ini menyatakan bahwa permulaan terjadinya agama di karenakan manusia mendalami gejala yang tidak dapat diterangkan oleh akalnya. Teori batas akal ini dikemukakan oleh seorang ilmuan besar dari Inggris James G. Frazer. Menurut mereka bahwa kebudayaan di dunia ini sebagian batas akal manusia itu masih amat sempit karena tingkat kebudayaan masih sangat sederhana. Oleh karena itu berbagai persoalan hidup banyak yang tidak dipecahkan dengan akal mereka, maka mereka memecahkannya melalui magic atau ilmu gaib.
Pada mulanya manusia hanya menggunakan ilmu gaib untuk memecahkan soal-soal hidupnya yang ada di luar batas kemampuan dan pengetahuan akalnya.tapi klambat laun mereka sadar bahwa perbuatan magis tak ada hasilnya dan mereka mulai percaya akan adanya makhluk halus yang mendiami bumi ini yang lebih berkuasa dari manusia dan mereka mulai berteman dengan makhluk halus itu. Dengan demikian,hubungan baik ini menyebabkan manusiamulai mempercayakan nasibnya kepada kekuatan yang dianggap lebih darinya. Dari sinilah timbullah religi
ü Teori krisis dalam hidup individu
Teori ini mengatakan bahwa kelakuan keagamaan manusia itu mulanya muncul untuk menghadapi krisis-krisis yang ada dalam kehidupan manusia itu sendiri. Teori ini berasal dari M. Crawley dalam bukunya The True of Tefe (1905) yang diuraikan secara luas dan terperinci oleh A. Van Gennep dalam bukunya Rites de Passage (1910).
Menurut kedua sarjana tersebut dalam waktu sejarah hidupnya, manusia mendalami banyak krisis yang terjadi pada masa tertentu krisis yang terjadi pada tertentu krisis tersebut menjadi objek perhatian. Betapa pun bahagianya seseorang ia harus ingat akan kemungkinan-kemungkinan timbulnya krisis dalam hidupnya terutama berupa bencana, seperti sakit dan maut. Sangat sukar dihindarinya walaupun di hadapi dengan kekuasaan dan kekayaan harta benda.
ü Teori kekuatan luar biasa
Teori ini mengatakan bahwa agama dan sikap religious manusia terjadi karena adanya kejadian luar biasa yang menimpa manusia yang terdapat dilingkungan alam di seklilingnya.
Antropologi itu menguraiakan teorinya di awali dengan satu sanggahan terhadap pendapat Edward B. Taylor yang menyatakan bahwa timbulnya agama itu karena adanya kesadaran manusia terhadap adanya jiwa
ü Teori kekuatan luar biasa
Teori mengatakan bahwa agama dan sikap religius manusia terjadi karena adanya adanya kejadian luar biasayang menimpa manusia yang terdapat di lingkungan alam sekitarnya. Teori ini dikemukakan pertama kali oleh seorang ahli antropologi inggris yang bernama R. R. Marett.
ü Teori sentimen kemasyarakatan
Teori ini menyatakan bahwa agama yang permulaanya itu muncul karena adanya getaran, suatu emosi yang ditimbulkan dalam jiwa manusia sebagai akibat dari pengaruh rasa kesatuan sebagai sesama warga masyarakat. Teori ini berasal dari pendapat seorang ilmuwan perancis Emile Durkheim.
4. a. Kedua tokoh ini memang hampir mempunyai latar belakang yang sama yaitu sebagai filosuf dan pemuka sosiologi, ibn khaldun yang lahir tunisia afrika utara pada 3 mei 1332 m dan wafat 1406 dikenal sebagai filosuf dan orang yang pertama kali membahas tentang masalah sosial dengan karangan kitabnya muqoddimah,[2] namun dia tidak mempunyai generasi-generasi yang bisa mengembangkan pemikirannya tentang masalah sosial. Sehingga philip k. Hitti menerangkan sesuatu yang menarik tentang masalah ini : “kenyataan ialah bahwa ibn khaldun ini dilahirkan pada zaman yang salah dantempat yang salah pula. Ia tampil terlalu lambat untuk bisa membangkitkan responsi dikalangan ummatnya sendiri yang tidur nyenyak dalam abad tengahnya, atau untuk menemukan calon penerjemah dikalangan eropa, ia tidak mempunyai pendahulu dekat dan tidak pula mempunyai penerus. Tidak ada aliran yang dapat dinamakan khaldun. Karirnya yang melejit itu menyorot sepanjang cakrawala afrika utara hampir tanpa meninggalkan berkas cahaya dibelakangnya”.[3] sedangkan augste comte adalah orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi.[4] Sehingga dia sangat berpengaruh terhadap berkembangnya sosiologi pada generasi generasi sesudahnya seperti ahli sosiologi perancis email durkhiem dlL, sehingga dia dikenal sebagai bapak dari sosiologi. Disamping itu dia juga dikenal sebagai filosuf modern dan pencetus aliran positifisme dalam filsafat modern. Dia lahir pada 1798-1857.
b. Fakta sosial ialah suatu fakta atau cara bertindak yang tetap hambatan dalam kebebasan masyarakat. Karakteristik fakta sosial ialah bersifat eksternal, yaitu diluar individu manusia, bersifat memaksa, dan bersifat general, yaitu untuk umum.
Menurut Durkheom fakta sosial ada dua macam, yaitu fakta sosial berbentuk material dan non material. Fakta sosial material adalah sesuatu yang dapat ditangkap, disimak dan diobservasi. Fakta sosial yang berbentuk material ini adalah bagian dari dunia nyata. Contohnya norma hukum. Sedangkan fakta sosial non material ialah sesuatu yang dianggap nyata, fakta sosial jenis ini merupakan fenomena yang bersifat intersubjektifyang hanya muncul dari kesadaran manusia. Contohnya opini.
Fakta sosial inilah yang menjadi pokok penyelidikan dalam sosiologi.fakta sosial dinyatakan sebagai sesuatu yang berbeda dengan ide. Sesustu yang menjadi objek penelitian dari seluruh ilmu pengetahuan. Ia tidak dapat dipahami melelui kegiatan mental spekulatif (murni), tapi diperlukan data riil diluar kemampuan manusia untuk memahaminya.
c. sebelum kita membahas tentang kaitan agama dan masyarakat alangkah lebih baiknya kita mengetahui definisi agama itu sendiri. Agama ialah suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan non empiris yang dipercayainya yang digunakan untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat luas umumnya.
Fungsi agama bagi masyarakatnya sangatlah banyak. Diantaranya ialah fungsi edukatif atau fungsi pembelajaran, fungsi penyelamatan, fungsi pengawasan sosial dan lain-lain. Artinya, tanpa adanya agama maka rusaklah budi maupun jiwa suatu masyarakat. Karena agama lah yang menjadi pedoman masyarakat dalam kehidupannya
Dalam teori, prinsip-prinsip agama mengajarkan persamaan hak antara yang satu dengan lainnya. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam agama masih terjadi perbedaan strata sosial. Hal itu disebabkan berbedanya tingkat keimanan masing-masing strata sosial. Seperti contohnya golongan petani berbeda dengan golongan kaum buruh, itu dikarenakan sikap dan mental mereka ditentukan oleh kondisi dan tepat mereka berada.
c. Al imanu yazidu wa yankusu adalah sebuah hadist yang bila diartikan secara bahasa ialah iman itu bertambah dan berkurang. Maksudnya, kadar keimanan seseorang itu bisa berubah-ubah, kadang bertambah dan kadang pula berkurang. Semua ini wajar terjadi karena perbedaan ‘amal manusia. Ahlussunnah menetapkan kaidah bahwa jika istilah Islam dan Iman disebutkan secara bersamaan, maka masing-masing memiliki pegerttian sendiri-sendiri, namun jika disebutkan salah satunya saja, maka mencakup yang lainnya. Iman dikatakan dapat bertambah dan berkurang, namun tidaklah dikatakan bahwa Islam bertambah dan berkurang, padahal hakikat keduanya adalah sama. Hal ini disebabkan karena adanya tujuan untuk membedakan antara Ahlussunnah dengan Murjiáh. Murjiáh mengakui bahwa Islam (amalan lahir) bisa bertambah dan berkurang, namun mereka tidak mengakui bisa bertambah dan berkurangnya iman (amalan batin).
Best 777 Casino Drive, Atlantic City, NJ - Mapyro
BalasHapus777 Casino Drive, Atlantic 계룡 출장안마 City, NJ 08401 - Use this 천안 출장안마 simple form to find 제천 출장안마 the best 777 Casino 구미 출장샵 Drive in Atlantic City, 강원도 출장마사지 NJ 08401, United States.