Selasa, 04 Oktober 2011

Stratifikasi sosial



STRATIFIKASI SOSIAL


Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Ilmu Sosial Dasar”

 








Oleh:
AWATIF BAQIS
NIM: E03210030


Dosen Pembimbing:
Drs. Tasmuji, M.Ag

FAKULTAS USHULUDDIN
JURUSAN TAFSIR HADITS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA
2010


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Taufiq-Nya kepada kita, sehingga kita bisa melaksanakan aktifitas kita dalam keadaan sehat walafiyat.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita yang telah merubah tatanan sosial dari alam yang penuh dengan ketergersangan ilmu menuju alam yang penuh cahaya ilmu yakni agama islam.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bapak Drs. Tasmuji, M.Ag beliau selaku pengajar mata kuliah “Ilmu Sosial Dasar” yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan makalah yang kami buat. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah rela menyumbangkan sebagian tenaganya untuk ikut andil dalam menyelesaikan makalah yang kami buat, sehingga makalah yang kami buat dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat jauh dari kesempurnaan serta banyak sekali kesalahan. Untuk itu diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi terorganisirnya makalah untuk edisi selanjutnya.
Semoga makalah yang kami buat dapat menambah pengetahuan, sekaligus bertanbahnya keberkahan ilmu demi tegaknya pilar-pilar agama islam.

                                                                                          Surabaya, 09 Desember 2010


                                                                                                             Penulis


STRATIFIKASI SOSIAL

            Hampir seluruh masyarakat dunia, baik berupa masyarakat sederhana maupun tidak, dalam kesehariannya selalu terdapat perbedaan tingkatan atau status sosial. Apalagi dengan adanya perkembanagan yang dipengaruhi oleh situasi goegrafis, ekoomi, dan politik. Kedudukan-kedudukan tersebut tidaklah sama. Akan terjadi lapisan-lapisan  sosial yang apabila kita ganbarkan menyeripaai segitiga. Dari kedudukan tertinggi hingga terendah. Semakin tinggi tingkatan suatu individu tentunya semakin lebar pula ruang gerak atau kekuasaan individu tersebut.
            Istilah stratifikasi berasal dari kata strat atau stratum yang berarti lapisan.  Social stratification berarti lapisan sosial atau pelapisan masyarakat. Yaitu suatu individu yang memiliki tingkatan yang sama menurut pengelompokan dalam suatu masyarakat. Menurut soedarno stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk dalam suatu masyarakat ke dalam sejumlah lapisan (stratum) secara hierarkis dari lapisan tertinggi sampai lapisan terendah.
            Sebab utama adanya stratifikasi bukan hanya karena adanya perbedaan, akan tetapi karena kemampuan suatu individu menilai perbedaan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Lebih jelasnya menganggap suatu individu berharga atau dihargai maka terjadilah sistem lapisan-lapisan dalam masyarakat. Sesuatu yang dihargai tersebut melahirkan lapisan sosial yang mempunyai tingakatan yang tinggi dan tingkatan yang rendah.
A.    Proses terjadinya Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dalam masyarakat terjadi menurut dua pola, yaitu terjadi dengan sendirinya dan terjadi dengan sengaja.
Ä  Terjadi dengan Sendirinya
 Proses terjadinya stratifiasi sosial dalam masyarakat yang terjadi dengan sendirinya ialah lapisan sosial yang tidak secara sadar atau tidak direncanakan sebelumnya, akan tetapi terjadi diluar kontrol masyarakat atau kelompok tertentu. Pelapisan sosial semacam ini tumbuh dan berkembang secara alami dengan sendirinya. Misalnya karena usianya lebih tua, tingkat kepandaiannya melebihi lainnya, seseorang yang memiliki bakat kesenian dan lain sebagainya.
Ä  Terjadi dengan Sengaja
            Lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat bisa juga terjadi secara sengaja dibentuk dan disusun untuk mengejar tujuan bersama. Ini biasanya mengacu pada pembagian kekuasaan dan wewenang resmi yang ada pada organisasi formal. Sistem ini bisa kita lihat dalam organisasi pemerintahan, partai politik, perusahaan dan lain-lain. Lapisan ini sengaja dibentuk agar wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang menjadi jelas dan tegas. Dan dengan adanya ketegasan dan kejelasan itu maka terbentuklah atau terciptalah keteraturan sehingga jelaslah wewenang dan kedudukan seseorang.

B.     Unsur-unsur Stratifikasi
Bagian inti dari sistem pelapisan sosial atau bagian terpenting yang membentuk lapisan sosial ialah kedudukan (sosial status) dan peranan (role).
a.       Kedudukan (Social Status)
Kedudukan adalah tempat seseorang yang hubungannya dengan masyarakat dan akan memberi hak-hak serta kewajiban-kewajiban tertentu sesuai dengan kedudukan yang disandangnya.
Kedudukan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kedudukan yang dihadiahkan (Ascribed Status) dan kedudukan yang dicapai dengan usaha (Achieved Status). Kedudukan yang dihadiahkan misalnya seperti isteri pejabat yang mengikuti kedudukan suami, anak raja yang turut dihormati mengikuti kedudukan ayahnya. Artinya seseorang mendapat kedudukan rendah apabila orang tuanya berkasta rendah, begitu juga sebaliknya. Sedangkan kedudukan yang dicapai dengan usaha dan jerih payah individu tersebut. Kedudukan ini sangat terbuka lebar bagi siapapun yang mampu memenuhi persyaratan atau target kedudukan tersebut. Contohnya kedudukan sebagai dokter, siapapun bisa menjadi dokter asal memenuhi target atau persyaratan profesi dokter tersebut.
b.      Peranan (Role)
Telah disebutkan diatas bahwa dalam kedudukan terdapat hak-hak dan kewajiban tertentu. Sedangkan peranan adalah realisasi atau tindakan dari segala hak dan kewajiban yang ada dalam kedudukaan suatu individu. Seseorang dikatakan telah menjalankan peranannya dengan baik apabila telah memenuhi kewajiban dan mempergunakan hak-hak yang dimilikinya dengan baik.

C.     Sifat atau Tipe Sistem Stratifikasi Sosial
Sifat atau tipe sistem stratifikasi sosial ada dua macam, yaitu terbuka dan tertutup. Sistem stratifikasi sosial yang terbuka artinya siapapun dapat berpindah tingkatan dalam kehidupan sosialnya. Perpindahan lapisan itu bisa libih tinggi ataupun lebuh rendah dari tingkatan sebelumnya. Sedangkan tipe sistem stratifikasi sosial tertutup seseorang tidak dapat berpindah dari lapisan sosial yang dimilikinya.
Pentingnya mempelajari sifat atau tip sistem stratifikasi sosial ialah untuk mengetahui struktur sosial masyarakat, apakah struktur itu bersifat ketat ataukah bersifat bebas dalam kemungkinan memberi ststus lebih baik ataupun lebih buruk.
Perbedaan sifat atau tipe sistem stratifikasi sosial terbuka dan tertutup ialah terletak pada ada dan tidak adanya peluang mobilitas sosial dalam masyarakat. Mobilitas sosial ialah perpindahan individu-individu dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial yang lain, baik berupa peningkatan maupun penurunan. Tipe mobilitas sosial ada empat, yaitu:
1.      Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal ialah perubahan tingkatan lapisan sosial suatu individu ke lapisan sosial yang lain. Baik berupa peningkatan maupan penurunan. Contoh: seorang Guru yang dinaikkan pangkatnya menjadi kepala sekolah, seorang manager yan diturunkan jabatannya menjadi karyawan biasa dan lain-lain.
2.      Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal ialah perpindahan sosial suatu individu tanpa perubahan penghasilan dan tingkat sosialnya. Contohnya pegawai PT.Lima belas pindah bekerja di PT.Alaska sebagai karyawan, tanpa perubahan penghasilan dan tingkatan sosialnya.

3.      Mobilitas Antar-generasi
Mobilitas antar-generasi ialah ialah perubahan status antara generasi satu dengan generasi yang lain, contohnya petani menjadi Direktur perusahaan.

4.      Mobilitas Intra generasi
Mobilitas intra generasi ialah perubahan status sosial suatu individu dalam generasi yang sama, contuhnya seorang petani memiliki tiga orang anak. Salah satu anak tersebut menjadi dokter karena jerih payah dan ketekunannya. Sedangkan dua saudaranya tetap menjadi petani.











PENUTUP

KESIMPULAN
1.      Stratifikasi sosial adalah suatu individu yang memiliki tingkatan yang sama menurut pengelompokan dalam suatu masyarakat. Menurut soedarno stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk dalam suatu masyarakat ke dalam sejumlah lapisan (stratum) secara hierarkis dari lapisan tertinggi sampai lapisan terendah.
2.      Stratifikasi sosial dalam masyarakat terjadi menurut dua pola, yaitu terjadi dengan        sendirinya dan terjadi dengan sengaja.
3.      Bagian inti dari sistem pelapisan sosial atau bagian terpenting yang membentuk lapisan sosial ialah kedudukan (sosial status) dan peranan (role).
4.      Sifat atau tipe sistem stratifikasi sosial ada dua macam, yaitu terbuka dan tertutup. Sistem stratifikasi sosial yang terbuka artinya siapapun dapat berpindah tingkatan dalam kehidupan sosialnya, begitupun sebaliknya.
5.      Mobilitas sosial ialah perpindahan individu-individu dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial yang lain, baik berupa peningkatan maupun penurunan. Tipe mobilitas sosial ada empat, yaitu Mobilitas Vertikal, Mobilitas Horizontal, Mobilitas Antar-generasi dan Mobilitas Intra generasi












DAFTAR PUSTAKA

Soelaiman Munandar. 2006. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: PT Refika Aditama
Soedarno. 1992. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar